Seiring semakin
bertambahnya daftar permasalahan
keagamaan yang semakin berkembang dalam kehidupan masyarakat saat ini, yang
notabenenya multikultural
yaitu dengan latar belakang yang beraneka ragam baik dari sisi pendidikan,
sosial, budaya dan lain-lain, seorang dai/daiah hendaknya memiliki strategi
dalam menyampaikan pesan penyuluhannya agar target dakwah yang diharapkan dapat
tercapai yaitu mampu membawa kondisi umat ke arah yang lebih baik’
Taliwang-
Humas- Seksi Bimbingan Islam (Bimas)
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa Barat menggelar kegiatan Pembinaan
dan Rapat Kerja Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam bertempat di aula Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan yang berlangsung sehari ini
(Kamis, 8/2/2018) dihadiri oleh 45 orang peserta terdiri dari 38 orang penyuluh
agama non PNS 2 orang penyuluh fungsional serta oleh 5 orang dari unsur kepala
KUA se-Kabupaten Sumbawa Barat. H. Udin Syafruddin, S.Ag, MM selaku kepala
seksi Bimas Islam dalam keterangannya menyampaikan bahwa Format kegiatan ini
berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dimana penyuluh banyak diberikan
pengetahuan pembekalan oleh narasumber. Tapi, pada pertemuan kali ini mereka
diminta untuk menyampaikan pengalaman mereka masing-masing tentang apa yang
terjadi di lapangan atau daerah tempat melakukan penyuluhan kemudian
didiskusikan untuk ditemukan jalan keluarnya sehingga out put diharapkan ada acuan untuk rencana kerja di tahun 2018 ini
serta melakukan evaluasi program kerja kelompok kerja penyuluh agama Islam di
Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2018.
Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa Barat Drs. H. Syarifuddin,MM dalam
sambutannya mengingatkan kepada para penyuluh agama atau dai dan daiah yang
bertugas di lapangan, agar dalam menyampaikan misi dakwahnya para mubaligh hendaknya menggunakan strategi
atau metode disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan
semakin bertambahnya daftar permasalahan keagamaan yang berkembang di masyarakat
saat ini, maka fokus penerangan agama Islam pun berkembang sesuai dengan
tuntutan perkembangan sosial masyarakat. Masih menurut Ka.kankemenag KSB,
beliau memberikan permisalan seorang ustadz
yang mengajar di TPQ meski pun materi yang disampaikan kepada santri itu
sama namun memakai cara berbeda disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan tiap
santri.
Untuk
diketahui bahwa materi dikusi yang dibahas oleh peserta kegiatan adalah
permasalahan kerap bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat yang
meliputi: Radikalisme dan Aliran
Sempalan, Keluarga Sakinah, Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur’an, Jaminan Produk
Halal, penyalahgunaan(Kerukunan Umat beragama, Penyalpenyalahgunaan Narkoba dan
HIV/AIDS, Pengelolaan Zakat, dan Pemberdayaan Wakaf. In(madJois)
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !